Minggu, 10 Januari 2010

BERJIHAD DALAM ILMU PENGETAHUAN

BERJIHAD DALAM ILMU PENGETAHUAN
Oleh: Suhardi


Salah satu perbedaan manusia dengan binatang dan makhluk-makhluk lain adalah bahwa di dalam diri manusia terdapat berbagai potensi yang cukup kompleks. Makhluk-makhluk lain yang cenderung memiliki potensi dominan. Malaikat misalnya, hanya memiliki potensi spiritualitas, iblis atau syetan hanya memiliki potensi hawa nafsu yang mendorong kepada kejahatan, hewan memiliki potensi instink. Tetapi di dalam diri manusia semuanya itu ada, yaitu spiritual, hawa nafsu, dan instink. Selain itu, ada potensi yang khas yang dimiliki manusia, yaitu akal. Dengan akal inilah manusia mampu untuk menganalisis, bisa meramalkan, dan bisa melakukan uji coba. Melalui akal pulalah manusia kemudian bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Karena begitu kompleksnya potensi yang dimiliki manusia, maka kehidupan manusia pun menjadi sangat kompleks dan dinamis. Manusia menjadi sangat memungkinkan untuk melakukan berbagai perubahan. Perubahan itu sendiri memiliki berbagai kemungkinan, yaitu perubahan ke arah positif dan perubahan ke arah negatif..
Satu hal yang bisa dijadikan pedoman untuk mengukur apakah perubahan itu positif atau negatif adalah mencocokannya dengan aturan Allah (Al-Qur’an maupun as-Sunnah). Di sinilah diperlukan kecerdasan akal. Al-Qur’an menunjukkan hal itu.

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلا أُولُو الألْبَابِ
Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang mendalam tentang al-Qur’an dan as-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi al-hikmah itu, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang yang berakal yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah itu). (Q.S. Al-Baqarah: 168)

Dengan demikian, jelaskan bahwa akallah yang mampu menghubungkan apakah perubahan itu sesuai atau tidak dengan kebenaran Allah yang tertuang di dalam al-Qur’an ataupun yang disampaikan oleh Nabi melalui as-Sunnah. Jadi, akal memiliki peran yang sangat menentukan.
Dengan akal yang dimilikinya, saat ini manusia banyak menemukan ilmu pengetahuan dan juga teknologi. Karena begitu produktifnya temuan-temuan akal dalam bidang ilmu pengetahuan dan juga teknologi, maka bisa dikatakan sekarang ini adalah era akal. Hal yang demikian itu adalah sesuatu yang baik-baik saja, karena Islam memang mendorong kepada manusia untuk menggunakan akalnya dengan sebaik-baiknya guna menemukan ilmu pengetahuan dan juga teknologi dengan cara memperhatikan fenomena-fenomena alam.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لأولِي الألْبَابِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Q.S. Ali Imron/3: 190)

Di sisi lain, Allah juga menegaskan bahwa orang yang bodoh, yaitu orang yang tidak menggunakan akalnya, adalah seburuk-buruk makhluk.

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لا يَعْقِلُونَ
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa pun. (Q.S. Al-Anfal/8: 22)

Persoalannya adalah benarkah sekarang adalah era akal dan era ilmu pengetahuan? Sebelum menjawab pertanyaan itu, marilah kita perhatikan fenomena berikut:
  1. Pertama-tama Ibn Haitam menemukan Ilmu Fisika khususnya dalam hal cahaya. Pada abad ke-12, Roger Bacon mengembangkannya menjadi ilmu Fisika modern. Demikian pula halnya dengan William Durrant. Mereka mengakui bahwa guru Fisika mereka adalah Ibn Haitam. Dari ilmu Fisika itu kemudian lahirlah kamera dan film. Tetapi apa yang terjadi sekarang? Banyak bermunculan film-film yang tidak mendidik karena mengangkat tema-tema mistik, kekerasan, dan pornografi.
  2. Einstein setelah bekerja begitu lama di ruang laboratoriumnya, akhirnya menemukan teori tentang atom yang kemudian berkembang menjadi ilmu nuklir. Tetapi sekarang yang kita lihat beberapa negara dengan arogansinya menjadikan nuklir untuk menjajah negeri lain. Bahkan kita bisa menyaksikan dengan senjata nuklir tersebut suatu negara dapat dengan sadis melenyapkan ribuan bahkan jutaan nyawa manusia.
  3. Dunia kedokteran yang dirintis oleh Ibn Sina mengenal adanya ramuan obat-obatan yang berasal dari zat-zat kimia. Tetapi sekarang juga dikembangkan ramuan-ramuan kimiawi yang justru membahayakan kehidupan manusia dalam bentuk psikotropika yang justru merusak milik manusia yang sangat berharga, yaitu akal.
  4. Demikian juga halnya sejak akal menemukan ilmu-ilmu ekonomi. Dengan ilmu-ilmu ekonomi tersebut manusia sekarang mengembangkan Kapitalisme untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya dan seringkali kurang mempertimbangkan faktor-faktor kemanusiaan.

Apa yang tersirat dari fenomena di atas adalah bahwa sesungguhnya akal saat ini sedang dipenjara oleh nafsu syahwat, kekuasaan, dan keserahan. Dengan kata lain akal telah dieksploitasi oleh hawa nafsu. Dan eksploitasi tersebut sekarang ini benar-benar sudah menunjukkan pada suatu kondisi yang tidak terperikan. Oleh karena itu, kalau kita kemudian mempertanyakan kembali, benarkah sekarang ini adalah era akal dan era ilmu pengetahuan? Dari fenomena di atas, jawabannya ternyata bukan. Yang terlihat adalah bahwa sekarang ini adalah era perbudakan akal dan ilmu pengetahuan oleh hawa nafsu.


Tugas kita sebagai umat Islam, khususnya para pendidik, adalah mengembalikan akal sesuai dengan fungsi dianugerahkannya kepada manusia oleh Allah dan mengembalikan hakikat ilmu sebagai cahaya kehiduan (al-ilmu nuurun). Kalau dunia Barat dengan motif ekonomi dan juga motif hawa nafsu mampu mengembangkan sains dan teknologi, maka umat Islam dengan motif spiritualnya harus lebih gigih menggunakan akalnya untuk menemukan sains dan teknologi. Jadi kita harus mengobarkan jihad dalam ilmu pengetahuan, sehingga masa depan ilmu pengetahuan ke depan tidak menghamba kepada hawa nafsu, melainkan menghamba kepada yang empunya melalui yang diamanahkannya, yaitu manusia.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar